Senin, 19 Mei 2014

Mengenang Warisan Kekuasaan Rezim SBY

Mengenang Warisan Kekuasaan Rezim SBY
SBY, akhirnya memilih jalan hidupnya sendiri. Dia ingin membangun ‘citra’ sebagai negarawan. Sesudah tidak lagi menjadi presiden. SBY ingin tetap dikenang sebagai negarawan. SBY mungkin dapat diteladani dengan pilihan politiknya. SBY tidak melakukan koalisi dengan partai manapun. Demi mendapatkan kekuasaan. Memilih oposisi sebagai penyeimbang kekuasaan.
SBY berkuasa dua periode. Dari tahun 2004-2014. Satu dekade berkuasa. Sebuah rentang waktu yang relatif panjang. Rezim SBY berkuasa dengan memberi kebebasan mutlak. Rakyat mendapatkan kebebasan secara luas. Media massa bisa berbuat apa saja. Tanpa batas dan tidak ada restriksi. Media dibiarkan menulis apa saja dengan leluasa. Rakyatpun dibiarkan melakukan ekspressi dan aktualisasi kehidupannya.
SBY tidak melakukan pembelaan terhadap kader dan tokoh-tokoh Partai Demokrat yang menjadi tersangka korupsi. Dibiarkan. Tanpa ada campur tangan dari SBY. Menghadapi proses hukum. Dibiarkan para kader dan tokoh Demokrat mendapatkan keadilan di pengadilan. SBY tidak melindungi siapa saja yang terduga korupsi. SBY tidak melakukan perlindungan terhadap mereka. Ini sebuah sikap tidak lazim dari sebuah rezim berkuasa.
SBY membangun pemerintahan dengan dukungan partai-partai politik. Melalui sebuah koalisi. Sejak SBY mencalonkan diri sebagai calon presiden di tahun 2004. Pemilu 2004, Partai Demokrat yang dia bangun hanya mendapatkan suara 7 persen. Justru SBY yang maju sebagai calon presiden didukung oleh Demokrat,  PBB dan PKS, dan menang mendapatkan dukungan rakyat lebih 60 persen. Sungguh luar biasa dukungan rakyat kepada SBY. Atas dasar itu, kemudian SBY, membagi-bagi ‘kue’ kekuasaan kepada setiap partai yang mendukung dalam pemerintahan. Jadi rezim SBY itu, sebuah rezim partai politik. Tidak SBY seorang diri memerintah.
SBY membiarkan partai-partai politik yang menjadi mitra koalisinya, tetap berseberangan dengan kekuasaan yang dipimpinnya. Tidak selalu yang menjadi kebijakan pemerintahannya mendapatkan dukungan mutlak. Sekalipun SBY didukung 11 partai politik yang menjadi mitra koalisinya, minus PDIP. Tidak jarang SBY mendapatkan kesulitan menghadapi mitra koalisinya, ketika akan mengeksekusi kebijakan yang akan diambil. Tidak jarang harus melalui sebuah ‘voting’ (pemungutan suara) di parlemen. Tidak cukup diambil hanya melalui lobi ditingkat pimpinan partai di Setgab (Sekretaris Gabungan).
SBY selama satu dekade b erkuasa, gagal mengantarkan rakyat dan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sejahtera, berkeadilan, terhormat, dihargai oleh bangsa-bangsa lainnya. Bangsa Indonesia masih mayoritas miskin. Bahkan, terjadi desparitas (kesenjangan) yang sangat luar biasa antara kaya dan miskin. Indek angka ‘gini’ (kaya dan miskin) semakin jauh. Di mana indek ‘gini’ di Indonesia sudah mencapai angka merah, hampir 40 persen. Pertumbuhan orang-orang kaya sangat luar biasa, yang mendapatkan gaji Rp 500 juta setiap bulan, tetapi pertumbuhan orang-orang miskin bertambah banyak. Seperti deret ukur. Inilah yang akan menjadi malapetaka bagi masa depan Indonesia.
SBY membiarkan ‘Asing dan A Seng’ menjarah, merampok, menguasai sumber daya alam (SDA), bahkan di fasilitasi menguasi SDA, yang seharusnya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, sesuai dengan konstitusi. Dibiarkan ‘Asing dan A Seng’ menguasai SDA negara. Seperti Freeport, New Mont, Exxon, dan lainnya. Hutan, kebun kelapa sawit, kekayaan laut. Hampir 85 persen, sektor perbankan juga sahamnya sudah dimiliki ‘ Asing dan A Seng’. Bahkan, Freeport, New Mont, diperpanjang lagi kontraknya. Indonesia hanya mendapatkan 1 persen dari Freeport, yang sekarang ini dikelola oleh perusahaan Amerika, MC.Moran. Di mana tanggung jawabnya SBY terhadap rakyatnya? Negeri yang kaya raya, justru rakyatnya miskin. Semuanya ini karena kebijakan liberalisasi ekonomi yang sangat masive.
SBY selama berkuasa tidak mengurangi utang, tapi justru menumpuk utang, dan sekarang utang Indonesia, mencapai hampir Rp 1300 triliun. Ini sangat luar biasa. SBY menutup defisit utang hanya dengan cara utang. Ini yang dikerjakan oleh rezim Soeharto yang menutup defisit APBN selalu dengan utang luar negeri. Sehingga, akhir kekuasaan Soeharto, hanya meninggalkan utang, dan kekacauan ekonomi.
SBY tidak dapat memberikan jaminan bagi kepentingan umat Islam. Meskipun, awal SBY menjadi presiden tahun 2004, berkat dukungan dua Partai Islam, yaitu PBB dan PKS. Tetapi, masalah-masalah yang menyangkut kepentingan umat Islam, tidak menjadi prioritasnya. Inilah yang sangat mencolok. Justru selama pemerintahan SBY, umat Islam menjadi ‘objek’ oleh aparat keamanan, seperti Densus 88. Berapa banyak mereka yang menjadi ‘terduga’ teroris, mati ditangan Densus 88, tanpa ada penjelasan status mereka. SBY lebih mementingkan kepentingan Amerika, termasuk memanjarakan Abu Bakar Ba’asyir, yang di vonis 17 tahun, dan sekarang di ‘buang’ di Nusakambangan. Betapa beratnya tanggung jawab SBY, kelak diahirat, membiarkan membunuhi mereka yang dituduh 'teroris', tanpa ada kejelasan status mereka.
SBY tidak pernah memahami tuntutan umat Islam. Seperti tuntutan pembubaran aliran sesat Ahmadiyah. Tidak pernah digubris oleh SBY. Dibiarkan Ahmadiyah terus melakukan aktivitasnya di seluruh wilayah hukum Indonesia. Berulangkali umat Islam melakukan aksi berdemo, menuntut pembubaran Ahmadiyah, dibiarkan hingga kini.
SBY tidak mau mengakomodasi aspirasi umat Islam yang ingin memperbaiki kehidupan moral masyarakat, dan menjauhkan kehidupan umat dari kemungkaran, seperti usaha-usaha memasukkan masalah penyakit ‘sosial’ menjadi peraturan daerah (Perda), di setiap kabupaten, justru dianggap sebagai ‘Perda Syariah’, dan Mendagri meminta para pejabat daerah membatalkan peraturan yang sudah disahkan oleh DPRD. Sebaliknya, SBY sangat memperhatikan golongan minoritas, memberikan perhatian khusus kepada mereka. Seperti tergambar saat berlangsung setiap perayaan Natal, di mana ribuan polisi dan tentara dikerahkan menjaga gereja.
SBY membiarkan kekuatan Barat, terutama Amerika dan Israel yang mengobok-ngobok kedaulatan dan inrtegritas nasional Indonesia. Termasuk masalah Papua. SBY memberikan janjinya Papua merdeka, saat ber temu dengan para pendeta di wilayah itu. Ini benar-benar sikap yang sangat bertentangan dengan konstitusi sebagai presiden yang berkewajiban melindungi segala tumpah darah Indonesia.
SBY, suatu ketika, dan dengan didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Pendidikan M Nuh, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar, serta dua putra Yudhoyono, yakni Edhi Baskoro Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono.
SBY memperoleh gelar penghargaan dari Ratu Elisabeth II, yaitu  penghargaannya ’Knight Grand Cross in the Order of the Bath’. Ada tiga kelas dari Order Bath dan Presiden SBY yang tertinggi. Penghargaan itu diberikan  tahun 2012.
Penghargaan tertinggi itu pernah diberikan kepada Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen, mantan Presiden Perancis Jacques Chirac, dan Presiden Turki Abdullah Gul.
Knight Grand Cross in the Order of Bath merupakan kelas tertinggi dari Order of Bath. Penghargaan ini pertama kali diberikan oleh Raja George I pada 1725. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang memiliki prestasi menonjol baik dari kalangan militer maupun masyarakat sipil.
Itulah warisan SBY yang  pernah ada. Boleh mengenangnya, boleh melupakannya. SBY manusia biasa yang pasti akan menghadapi pergantian dalam hidupnya. Tidak ada yang kekal. Apa yang ada di tangannya. Termasuk kekuasaan digenggamnya pasti akan pergi. Termasuk SBY juga akan meninggalkan dunia yang fana, dan segala yang dicintainya akan berpisah. Wallahu'alam.

Sumber:   voa-islam

Edward Snowden: ProtonMail Tak Bisa Ditembus Mata-Mata NSA Amerika

Edward Snowden: ProtonMail Tak Bisa Ditembus Mata-Mata NSA Amerika
Tak semua mampu dijebol mata-mata AS dan NSA. Buktinya saja kicauan Edward Snowden ini membuka fakta baru tentang NSA yang telah membuat stigma buruk pada layanan email gratis seperti milik google, yahoo, msn dan pembicaraan via skype.
Hal ini tentu mengganggu hak privasi setiap pengguna karena tak ada informasi yang benar-benar aman dari intaian badan intelijen AS itu.
Edward Snowden mengungkap pada satu layanan email yang mengklaim kebal terhadap aksi mata-mata NSA. Layanan tersebut bernama ProtonMail yang merupakan layanan email yang berbasis di Swiss yang diklaim tak bisa ditembus NSA.
ProtonMail Dikembangkan oleh tim gabungan dari administrator MIT, Harvard, dan CERN (European Organization for Nuclear Research, ProtonMail pun dibekali keamanan berlapis.
ProtonMail dikembangkan pada tahun 2013 ini memiliki konsep login otentifikasi ganda. Ini tentu berbeda dengan kebanyakan email yang hanya mengharuskan pengguna cukup sekali memasukan username dan password.
ProtonMail pengguna wajib melakukannya 2 kali dan dengan password yang berbeda. Kedua akses login ini pun mewakili otentifikasi sekaligus enkripsi data email pengguna. Selain itu ProtonMail juga diklaim 100 anonymity yang artinya susah dilacak keberadaannya, tak dapat dilacak alamat IP-nya, dan juga tak menyimpan data login penggunanya.
Fitur menariknya lagi, ProtonMail juga menyodorkan fitur self-destruct message dimana email yang dikirimkan akan secara otomatis ‘mennghancurkan diri’ beberapa waktu kemudian setelah dibaca penerima. Penasaran? coba disini
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2014/05/19/30481/edward-snowden-protonmail-tak-bisa-ditembus-matamata-nsa-amerika/#sthash.dpFGnsf1.dpuf

ProtonMail sendiri kini sudah memasuki tahap beta public dan kedepannya akan ditawarkan secara gratis dengan batasan 100 MB atau maksimal 500 email per bulan untuk tiap akun. - See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2014/05/19/30481/edward-snowden-protonmail-tak-bisa-ditembus-matamata-nsa-amerika/#sthash.dpFGnsf1.dpuf

Sumber:  voa-islam

Mahathir Mohamad: CIA Tahu Lokasi Malaysia Airlines


Pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines. Saat ini, maskapai Malaysia Airlines memiliki 15 pesawat jenis tersebut.

Di mana keberadaan pesawat Boeing 777-200 milik Malaysia Airlines MH370? Silakan tanya kepada Dinas Intelijen AS (CIA). Itulah pernyataan terbaru mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Dalam blog pribadinya, Mahathir mengatakan, dengan bantuan teknologi canggih yang dimiliki Boeing, CIA atau "organisasi tertentu" sangat mungkin membajak MH370 dari jarak jauh.

"Hanya membuang waktu dan uang untuk mencari bocoran minyak atau mendengar 'ping' dari kotak hitam. Ini bukan kecelakaan biasa. Pesawat ini ada di satu tempat mungkin tanpa adanya tanda pengenal MAS (Malaysia Airlines)," kata Mahathir.

"Seseorang menyembunyikan sesuatu. Jadi tak adil jika MAS dan Malaysia yang dipersalahkan," tambah Mahathir.

Mahathir, yang menjadi perdana menteri Malaysia 1981-2003, mengutip sebuah artikel dari situs flightglobal.com yang terbit pada 2006 sebagai dasar pernyataannya. Artikel itu menulis bahwa CIA bisa mengaktifkan sistem pilot otomatis dari jarak jauh untuk mencegah teroris mengendalikan sebuah pesawat terbang.

"Pesawat itu bisa saja mendarat dengan selamat atau bisa saja jatuh, tapi pesawat tak bisa menghilang begitu saja. Terutama masa kini dengan semua sistem komunikasi yang bisa beroperasi dengan segera dan memiliki kapasitas penyimpanan data yang sangat besar," papar Mahathir.

Mahathir juga mempertanyakan keterlibatan Boeing dalam menghilangnya MH370, khususnya sebuah sistem yang bisa mengunci sistem kendali pesawat dan mendaratkannya secara otomatis.
Politisi senior ini juga mempertanyakan ketersediaan data yang digunakan satelit untuk melacak keberadaan pesawat tersebut.

"MH370 adalah pesawat buatan Boeing. Pesawat itu dibuat dan diperlengkapi oleh Boeing, sehingga semua peralatan komunikasi dan GPS harus dipasang oleh Boeing," lanjut Mahathir.

"Jika sistem itu gagal berfungsi, Boeing harus tahu penyebabnya dan Boeing harus memastikan bahwa sistem ini tak bisa dengan mudah dimatikan karena sangat vital bagi keamanan dan operasional pesawat," Mahathir menegaskan.

Sumber:  kompas

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 3.138 Triliun


Ilustrasi dollar AS

Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Maret 2014 mencapai 276,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.138,55 triliun dengan kurs 1 dollar AS=Rp 11.351), atau naik 4,4 miliar dollar AS dibanding Februari 2014. 

"Pertumbuhan ULN terus mengalami peningkatan sejak akhir tahun 2013 terutama didorong oleh ULN sektor swasta," sebut BI dalam keterangan resmi, Senin (19/5/2014).  

Posisi ULN pada Maret 2014 terdiri dari ULN sektor publik sebesar 130,5 miliar dollar AS dan ULN sektor swasta 146,0 miliar dollar AS. 

BI menyebut peningkatan pertumbuhan ULN pada Maret 2014 dipengaruhi kenaikan posisi ULN sektor swasta dan sektor publik. Posisi ULN sektor swasta tumbuh 12,2 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,8 persen (yoy). Adapun ULN sektor publik tumbuh 5,1 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3,2 persen (yoy).

Peningkatan pertumbuhan ULN swasta pada Maret 2014 tidak terlepas dari perkembangan ULN di beberapa sektor utama, yakni sektor industri pengolahan dan sektor keuangan. Pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan tercatat 8,5 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya 7,5 persen (yoy). 

Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor keuangan tetap tinggi seperti bulan sebelumnya, yaitu 14 persen (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan penggalian, yang terus melambat sejak Desember 2013, tumbuh 12,1 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 16,0 persen (yoy). 

Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor listrik, gas, dan air bersih masih mengalami kontraksi sebesar 0,8 persen (yoy). Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 65,5 persen (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 53,7 persen (yoy). 

"Bank Indonesia memandang bahwa perkembangan ULN sampai Maret 2014 masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal. Meskipun demikian, ke depan, Bank Indonesia tetap mencermati dan memantau perkembangan ULN Indonesia, khususnya ULN swasta, sehingga ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko stabilitas makroekonomi," sebut BI.

Suumber: kompas

Kulkas Tanpa Listrik dari Sumatera Juara di AS


Muhtaza Aziziya Syafiq (kiri) dan Anjani Rahma Putri (kanan) bersama pemenang lain dalam acara penerimaan penghargaan Intel ISEF 2014 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Dua siswi SMA Negeri 2 Sekayu, Sumatera Selatan, yaitu Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma, meraih dua penghargaan di Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2014 di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 11-16 Mei 2014. Mereka melakukan penelitian dan pengembangan kulkas tanpa listrik dan tanpa freon.

Melalui karya ilmiah berjudul "Green Refrigerant Box", Muhtaza dan Anjani sukses meraih penghargaan Development Focus Award dan hadiah senilai 10.000 dollar AS dari US Agency for International Development (USAID). Mereka juga meraih Penghargaan Ketiga senilai 1.000 dollar AS di kategori Engineering: Materials & Bioengineering.

Karya ilmiah kulkas tanpa listrik dan freon ini fokus pada pemanfaatan kayu gelam sebagai solusi alternatif untuk pendingin buah dan sayur.

Dengan teknologi yang dikembangkan Muhtaza dan Anjani, suhu awal 28 derajat celsius di kulkas tanpa listrik dan freon ini mampu turun menjadi 5,5 derajat celsius dalam waktu 2 jam 20 menit.

Ide mengembangkan teknologi tersebut didasari atas potensi sumber daya alam buah-buahan dan sayur-sayuran di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Namun, daerah itu memiliki masalah yang berkaitan dengan listrik.

Intel selaku pihak yang membawa teknologi Muhtaza dan Anjani ke Intel ISEF 2014 percaya bahwa generasi muda adalah kunci untuk mengembangkan inovasi. Muhtaza dan Anjani diharapkan bisa menjadi inspirasi siswa lain untuk terlibat dalam ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika sebagai dasar untuk kreativitas.
    
“Dunia membutuhkan lebih banyak ilmuwan, kreator, dan pengusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mengatasi tantangan global,” kata Director Public Affairs Intel Indonesia, Deva Rachman.

Intel ISEF tahun ini diikuti oleh lebih dari 1.700 ilmuwan muda yang dipilih dari 435 kompetisi di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.

Selain pemenang utama, lebih dari 500 finalis menerima penghargaan dan hadiah untuk penelitian inovatif mereka, termasuk 17 pemenang Best of Category, yang masing-masing menerima hadiah sebesar 5.000 dollar AS. Intel Foundation juga memberikan hibah senilai 1.000 dollar AS untuk masing-masing sekolah dari pemenang dan kompetisi lokal yang mereka wakili.

Selain itu, Intel Foundation juga memilih sejumlah siswa yang mendapatkan penghargaan untuk menghadiri kompetisi sains selama 11 hari di Tiongkok. Mereka berkesempatan berbicara dengan para peneliti Intel di Shanghai dan mengunjungi Pusat Penelitian Panda di Chengdu.

Sumber: kompas

PT DI Peroleh ToT CN-295 dari Airbus Military

C-295/CN-295

Airbus Military akan mentransfer teknologi pembangunan pesawat angkut medium CN-295kepada PT DI dengan pembangunan bersama di Bandung. Pesawat yang akan dibangun ini merupakan pesawat ke-8 dari total 9 unit yang dipesan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dari Airbus Military. Selanjutnya, Kemhan berencana mengadakan 7 pesawat CN-295 lagi untuk melengkapi menjadi satu skuadron pesawat CN-295. Sebelumnya telah datang 6 pesawat CN-295 dari Spanyol dan pesawat ke-7 akan datang dalam waktu dekat.

Hal itu diungkapkan Menhan Purnomo Yusgiantoro, saat menerima kunjungan kehormatan HE Mr Francisco Jose Viquera Niel, Duta Besar Spanyol untuk Indonesia, di kantor Kemhan, Jakarta, Jumat, 16 Mei 2014. Yang penting menurut Menhan adalah selain mendapatkan Transfer of Technology (ToT) dalam pembuatan pesawat CN-295, dibangunnya pesawat ke-8 dan ke-9 di PT DI Bandung ini diharapkan dapat memberikan efek positif bagi pergerakan ekonomi di dalam negeri.

Pesawat CN-295 sangat cocok dengan geografis kawasan Asia, karena itulah, diharapkan kemampuan PT DI untuk membangun pesawat ini akan diikuti dengan ketertarikan negara-negara tetangga untuk kemudian memesan pesawat ini.  

Untuk mewujudkan ToT ini, Dubes Spanyol menekankan perlu adanya dokumen bersama tentang persetujuan pertukaran informasi. Hal itu menjadi syarat bagi ToT karena pembangunan pesawat CN-295 ini juga melibatkan beberapa industri pertahanan Spanyol lainnya di luar Airbus Military. Akan datang 50 insinyur dari Spanyol yang akan bekerja bersama insinyur-insinyur di PT DI untuk membangun pesawat CN-295 ini. (DMC/Gambar:modocharlie)


Sumber: http://artileriwww.artileri.org/2014/05/pt-di-tot-cn-295-dari-airbus-military.html

Kamis, 15 Mei 2014

Siapa Sebenarnya Ahmadinejad: Bernama Belakang Yahudi

Di dunia sekarang ini,
hanya ada tiga nama yang
sering sekali melekat di
kaos oblong dan buku-buku
pergerakan. Usamah bin
Laden, Che Guevara, dan
Mahmoud Ahmadinejad.
Usamah sejak sekitar tahun
yang lalu telah diberitakan
tiada, tewas oleh Amerika,
namun tentara-tentara
Negara Paman Sam itu
masih terus berada di
Afghanistan dengan dalih
yang sama; memberantas
teroris.
Sedangkan Che Guevara,
walau tidak sekencang
dahulu, namun sosoknya
begitu lengket di benak dan
ideologi para kaum gerakan
kiri. Walau satu dua, Che
selalu ada dimana-mana.
Sosok
satu
lagi
adalah
Ahmadinejad.
Dalam
kurun
waktu
8
tahun
belakangan ini Ahmadinejad
tiba-tiba saja “digilai” oleh
begitu banyak para pemuda
Islam. Ia dianggap sebagai
cerminan seorang pemimpin
yang sederhana dan
bersahaja, taat terhadap
ajaran agamanya. Yang
paling penting,
Ahmadinejad dianggap
sangat vokal terhadap
Amerika Serikat dan Israel
—dua negara yang selama
ini dianggap sebagai pihak
yang selalu berseberangan
dengan Islam.
Akhirnya, para pemuda
Islam ini menapikan
kenyataan bahwa
Ahmadinejad adalah
seorang presiden Iran. Dan
presiden Iran kita tahu, ia
harus seorang Syiah.
Selama ini, media Barat
memosisikan bahwa Syiah
adalah salah satu aliran
atau sekte dari Islam.
Padahal kenyataannya,
Syiah ya Syiah. Islam ya
Islam. Keduanya berbeda
sangat dalam secara
ideologis dan pemahaman.
Satu persatu para pemuda
Islam yang mulai
memahami peta Iran di
Timur Tengah, dan
bagaimana hasadnya Syiah
terhadap Islam—tak peduli
darimana Islam itu berasal,
baik Sunni ataupun lainnya,
mulai meninggalkan
Ahmadinejad sebagai sosok
panutan. Yang tersisa dari
para pengagum
Ahmadinejad kemudian
hanya dua kelompok saja.
Pertama, mereka yang juga
menganut Syiah sebagai
keyakinan. Kedua, para
pemuda yang tak membaca
banyak tentang
kongkalingkong Iran-
Amerika-Israel.
Siapa sebenarnya
Ahmadinejad ini?
Menjelang pemilihan umum
Maret 2008, ada sebuah
berita yang mengejutkan.
Telegraph.co.uk —harian
berita dari Inggris—memuat
sebuah foto Ahmadinejad
sambil mengangkat kartu
identitasnya selama
pemilihan umum. Entah
bagaimana, kartu identitas
itu tercium memiliki akar
Yahudi. Berita itu kemudian
menjadi bahan sorotan
khusus sejumlah media di
Indonesia.
Menurut klaim Telegraph ,
dokumen close-up itu
mengungkapkan bahwa
Ahmadinejad sebelumnya
dikenal sebagai Sabourjian
—atau artinya kurang lebih
tukang kain tenun dalam
arti nama bahasa Yahudi.
Telegraph, melaporkan,
sebuah catatan pendek yang
tertulis di kartu itu
menunjukkan keluarganya
berubah nama menjadi
Ahmadinejad, ketika
memeluk Islam setelah
kelahirannya. Sabourjian
berasal dari Aradan, tempat
kelahiran Ahmadinejad, dan
nama itu diturunkan dari
“penenun dari Sabour”,
nama untuk selendang
Tallit Yahudi di Persia.
Nama ini, ada dalam daftar
nama cipta untuk orang
Yahudi di Iran, menurut
Departmen Dalam Negeri
Iran.
Ali Nourizadeh, dari Pusat
Studi Arab dan Iran,
mengatakan: “Aspek latar
belakang Ahmadinejad
menjelaskan banyak
tentang dirinya. Dengan
membuat pernyataan-
pernyataan anti-Israel, ia
sedang mencoba untuk
menumpahkan kecurigaan
tentang hubungannya
dengan Yahudi. Ia merasa
rentan dalam masyarakat
Syiah yang radikal.”
Seorang ahli yang berpusat
di London Yahudi Iran
mengatakan, “Dia telah
mengubah namanya karena
alasan agama, atau
setidaknya orangtuanya.”
Sabourjian dikenal sebagai
nama Yahudi di Iran.
Seorang jurubicara
kedutaan Israel di London,
Ron Gidor, mengatakan
bahwa, “Ini bukan sesuatu
yang akan kami bicarakan.”
Ahmadinejad tidak
menyangkal namanya
berubah ketika keluarganya
pindah ke Teheran pada
tahun 1950-an. Tapi dia
tidak pernah
mengungkapkan perubahan
berhubungan dengan
pergantian keyakinan.
Ahmadinejad tumbuh
menjadi insinyur yang
memenuhi syarat dengan
gelar doktor dalam
manajemen. Sebelum terjun
jadi politisi, Ahmadinejad
bertugas sebagai tentara
pada Pengawal Revolusi.
Menanggapi pemberitaan di
atas, Irman Abdurrahman,
seorang analis independen,
dalam sebuah catatan
lepasnya menulis, “Dalam
kamus kelompok sayap
kanan pro-Israel, ada dua
cara membunuh karakter
musuh mereka. Pertama,
menuduh orang itu sebagai
anti-Semit (anti-Yahudi).
Kedua, menebar isu bahwa
orang itu berdarah Yahudi
yang membenci Yahudi
(self-hating Jew). Dan,
Presiden Iran Mahmoud
Ahmadinejad adalah target
terbaru mereka.”
Rumor Ahmadinejad
seorang Yahudi sebenarnya
bukan hal baru. Pada awal
2009, Radio Liberty/Radio
Free Europe pernah
memuat isu yang sama
dengan berlandaskan
tulisan blog orang Iran yang
anti-Ahmadinejad. Selain
itu, semua penulis biografi
Ahmadinejad telah secara
rinci menulis tentang
keluarganya. Alhasil, nama
“Sabourjian” bukanlah
rahasia lagi yang menuntut
media sekelas Telegraph
untuk membuktikannya
dengan meng-”close-up”
KTP Ahmadinejad.
Sementara itu, Qanaatgar,
seorang warga Iran ketika
ditanya masalah ini oleh
wartawan IRIB Bahasa
Indonesia mengatakan, “Ada
kemungkinan bahwa
Saburjian itu adalah nama
paswand. Istilah paswand
itu berbeda dengan nama
khanevadeh (nama famili).”
Menurut Qanaatqar, nama
pasvand jarang sekali
dipakai di Iran, bahkan bisa
jadi hanya 10 persen warga
Iran yang menggunakannya.
Nama pasvand kadang
berhubungan dengan
latarbelakang seseorang,
yang bisa jadi itu adalah
nama pekerajaan nenek
moyangnya atau tempat
tinggalnya.”
Nama tak penting, tapi
aqidah
Seperti kata Shakespeare,
apalah arti sebuah nama,
maka sebenarnya tak
terlalu penting sekarang ini
mempermasalahkan nama
belakang Ahmadinejad.
Yang justru menjadi
persoalan krusial bagi kaum
(generasi muda) Muslim
ketika hendak menilai dan
menjadikan seseorang
menjadi anutan, adalah
aqidah Islamnya. Banyak
tokoh yang baik, berprestasi
dan penting di dunia ini,
tapi mereka bukan orang
Islam. Dalam hal ini, orang
Syiah juga bukan orang
Islam.
Walau bagaimanapun
Rasulullah Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam adalah satu wacana
besar yang sudah teruji
oleh siapapun dan sejarah
manapun. Dan begitu juga
dengan orang-orang shaleh
yang telah tiada setelahnya.
Mengidolakan seseorang
yang masih hidup sekarang
ini, jauh dari kita, dan
dengan informasi dunia
yang sumir ini, hanya rapuh
belaka.
SUDAH
bukan
rahasia
lagi,
dalam
ajaran
Syiah
betapa
agungnya
kedudukan
Ali bin Abi Thalib. Adapun
kedudukan sahabat-sahabat
yang lain dinihilkan. Syiah
meniadakan bagaimana
peranan sahabat-sahabat
seperti Abu Bakar As-
Shiddiq, Umar bin Khattab,
atau Ustman bin Affan.
Tidak heran jika kemudian
di Iran, nama-nama yang
paling banyak bertebaran
adalah Ali dan Fatimah.
Beberapa tahun yang lalu
ada sebuah film anak-anak
berasal dari Iran yang
sangat terkenal “Children of
Heaven”yang dua tokohnya
adalah dua nama ini.
Maka tidak heran, jika para
kaum Syiah sering sekali
menghina para sahabat Nabi
yang sudah jelas-jelas
berperan besar dalam
perkembangan Islam. Begitu
pula dengan Ahmadinejad.
Sebelum pemilihan presiden
Iran yang terakhir kalinya
digelar, Ahmadinejad
mengeluarkan pernyataan
yang terang-terangan
menghina dua orang
sahabat Rasulullah
Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam.
Kecaman dan hinaan
Ahmadinejad itu
disampaikan dalam sebuah
acara televisi secara
langsung di Shabaka 3,
saluran televisi Iran, hanya
beberapa hari sebelum
pelaksanaan pemilu Iran.
Seperti yang diketahui, Iran
yang berbasis Syiah ini—
salah satu aliran Islam yang
dianggap menyimpang—
sudah sejak lama
mempersempit ruang gerak
para jamaah ahli Sunnah
(kaum Sunni). Di bawah
kepemimpinan
Ahmadinejad, bahkan para
jamaah Sunni mengalami
penderitaan yang belum
pernah dialami sejak
Revolusi Rafidi Khomeini.
Dalam acara itu,
Ahmadinejad dengan lugas
mengatakan bahwa Talhah
dan Zubair adalah dua
orang pengkhianat. “Talhah
dan Zubair adalah dua
orang sahabat Rasul, tapi
setelah kepergian Rasul,
mereka berdua kembali
kepada ajaran sebelumnya
dan mengikuti Muawiyah!”
Padahal dalam sejarah,
Talhah dan Zubair, dua
orang sahabat Rasul itu, tak
pernah bertempur dengan
Muawiyah, karena
keduanya meninggal lama
sebelum peperangan Jamal
di tahun ke-36 kekhalifahan
Islam di mana Muawiyah
menjadi rajanya.
Pernyataan Ahmadinejad ini
sudah jelas kemana
arahnya, yaitu membuat
sebuah perbandingan atas
sahabat Rasul dulu dengan
kejadian politik saat ini di
Iran—berkaitan dengan
rivalnya saat itu, Mousavi.
Sebelumnya, Ahmadinejad
sudah sangat sering
menghina sekitar 15 juta
penganut Sunni di Iran.
Bahkan, pendahulu
Ahmadinejad, Rafidi
menghina dan menganggap
remeh alias menyepelekan
90% Muslim seluruh dunia.
Namun demikian, masih
banyak juga pihak atau
pengagum Rafidi dan
pengingkar sahabat Rasul
lainnya seperti Ahmadinejad
ini. Mereka adalah orang
yang tidak menyadari
gerakan Syiah atau mereka
yang tak mau memahami
rejim 12 Imam ini yang
merupakan musuh terbuka
terhadap para sahabat
Rasul.
Sesaat setelah menayangkan
berita ini, sebuah blog dari
Iran, sonofsunniiran,
langsung ditutup, tak bisa
diakses lagi, bahkan sampai
kini. Sebelumnya dari blog
ini banyak sekali berita
yang memaparkan
kejahatan kaum Syiah
terhadap para Sunni di Iran.
Di balik kezuhudannya,
tidak dipungkiri lagi bahwa
Mahmoud Ahmadinejad
adalah seorang Syi’ah. Dan
sudah mafhum pula bahwa
Iran adalah negerinya orang
Syi’ah Rafidhoh. Dalam
sebuah foto yang memuat
Ahmadinejad, terlihat foto
dua tokoh Syi’ah yang
digantungkan di dinding
tepat di atasnya.
Siapa Syi’ah Rafidhoh itu?
1. Mereka adalah sekte yang
mengklaim memiliki 12
imam yang lebih mulia
daripada Nabi dan Rasul.
2. Mereka mengkafirkan
sahabat Abu bakar dan
Umar serta menuduh
Ibunda Aisyah seorang
pezina. Karena itulah para
ulama telah mengkafirkan
Syiah.
3. Merekalah yang memiliki
ritual menyiksa diri ketika
bertepatan dengan hari
Karbala, yaitu peristiwa
terbunuhnya Husen.
4. Merekalah yang membantu
Amerika Serikat
menaklukkan Baghdad, dan
Taliban.
5. Merekalah yang sering
berbuat kerusuhan di
Makkah ketika Haji. Dahulu
kala Syi’ah Qaramithah
mencongkel Hajar Aswad
dari Ka’bah sehingga Ka’bah
tidak memiliki Hajar Aswad
selama 12 tahun, lalu
akhirnya dikembalikan.
6. Mereka shalat
menggunakan batu yang
disebut batu Karbala
sebagai tumpuan sujud
mereka. Perhatikan foto
Ahmadinejad ketika shalat.
7.
Mereka
menghalalkan
kawin
kontrak
(nikah
mut’ah),
bahkan
membolehkan
seorang
wanita
dikawini oleh banyak pria
dalam satu malam.
Pernikahannya pun boleh
tanpa wali. Pernikahan
macam apa itu? Intinya
sama saja dengan
pelacuran, namun mereka
mengatasnamakan ibadah.
Bahkan boleh kawin
kontrak dengan istri orang
lain.
Beberapa waktu yang lalu,
salah satu sekte Syi’ah yang
kesesatannya paling ringan
yaitu Syi’ah Zaidiah di
Yaman, telah menyerang
kaum muslimin,
membunuhi para penghafal
Al Qur’an di Yaman. Syi’ah
yang membantu Amerika
menaklukkan Baghdad
memperkosa gadis-gadis
muslimah.
Hubungan dengan Israel
Satu lagi , Syi’ah memiliki
satu prinsip yaitu Taqiyah,
menutupi kesesatan mereka
dengan kedustaan.
Ketika Ahmadinejad
berpidato di Universitas
Harvard, media-media
Amerika langsung meliput
dan menyiarkan langsung
pidato tersebut. Padahal
selama ini tidak ada
presiden yang diperlakukan
seperti itu. Apalagi sudah
banyak bukti yang
menjelaskan hubungan
gelap antara Ahmadinejad
dengan Israel. Seorang
ulama Syiah mengatakan
presiden Iran ingin menjalin
“persahabatan dengan
Israel.” Menurut ulama
Syiah Mahmud Nubia,
penasihat teras atas
Ahmadinejad, Esfandiar
Rahim Mashaei tiga tahun
lalu menyatakan bahwa
Iran harus memiliki
“hubungan yang
bersahabat” dengan Negara
Yahudi, namun
Ahmadinejad menahan diri
dari persoalan ini di depan
umum karena pemimpin
tinggi Syiah Iran Ayatollah
Ali Khamenei sangat
keberatan dengan hal ini.
Menurut Husain Ali
Hasyimi, dalam tulisannya,
Al-Harbul Musytarakah Iran
wa Israil bahwa sejak
zaman Syiah Pahlevi, Iran
telah menjalin hubungan
perdagangan dengan Zionis
Yahudi. Dan hubungan
dagang ini berkelanjutan
hingga setelah revolusi
Syiah yang dipimpin oleh
Khumaini.
Sedikitnya 200 perusahaan
internasional yang
beroperasi di Israel
memelihara hubungan
perdagangan yang luas
dengan Iran. Hubungan ini
termasuk investasi dalam
industri energi Iran, yang
merupakan sumber
penghasilan utama Iran dan
berfungsi untuk
menyalurkan dana untuk
mengembangkan rudal,
program nuklir dan senjata
konvensional lainnya.
Klaim Ahmadinejad soal
Masjid Al-Aqsha
Mahmoud Ahmadinejad
pernah memberi hadiah
kepada seorang penulis
buku sekaligus seorang
ulama besar Syiah abad ini,
yakni Jafar Murtada Al
Amili, yang telah menulis
sebuah buku berjudul
“Ayna Masjid al-Aqsha?” (Di
Manakah Masjid Al Aqsha?)www.akhirzaman.info/islam/syiah/2221-siapa-sebenarnya-ahmadinejad.html
yang intinya
mengungkapkan bahwa
keberadaan Masjid Al-Aqsha
yang sesungguhnya
bukanlah di bumi Al-Quds,
melainkan di langit. Ia
menganggap masjid mereka
di Kuffah lebih baik
daripada Al-Aqsha seperti
tertulis dalam kitab rujukan
Syiah Biharul Anwar.Buku
tersebut ditetapkan yang
terbaik di Iran.
Pemberian hadiah tersebut
menyiratkan bahwa,
Ahmadinejad menyetujui isi
buku tersebut yang
menolak klaim bahwa
sahabat Umar bin Khattab
Ra telah membebaskan Al
Aqsha dari bangsa Romawi,
karena dianggap Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam tidak melakukan
perjalanan darat ke Al
Aqsha tetapi pada saat
perjalanan menuju ke langit
(Mi’raj).
Tidak cukup hanya baik
Memang betul, jika hanya
menilai dari atribut
kepribadian, maka banyak
orang-orang kafir yang
memiliki pula kebaikan
yang hebat terhadap
kemanusiaan. Sebutlah
Bunda Theresa yang
menjadi simbol pembelaan
terhadap orang-orang di
India.
Keutamaan dan derajat
seseorang di dalam Islam,
diukur dari aqidah dan
tauhid orang tersebut
kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Sebanyak apapun
seseorang melakukan
kebaikan, tetapi jika tidak
memiliki iman, maka amal
mereka seperti debu di
mata Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Wallahu alam bi
shawwab. [sa/islampos/
kaskus/sembpost/
berbagaisumber]

Sumber:  www.akhirzaman.info/islam/syiah/2221-siapa-sebenarnya-ahmadinejad.html

Siapa Sebenarnya Ahmadinejad: Bernama Belakang Yahudi

Di dunia sekarang ini,
hanya ada tiga nama yang
sering sekali melekat di
kaos oblong dan buku-buku
pergerakan. Usamah bin
Laden, Che Guevara, dan
Mahmoud Ahmadinejad.
Usamah sejak sekitar tahun
yang lalu telah diberitakan
tiada, tewas oleh Amerika,
namun tentara-tentara
Negara Paman Sam itu
masih terus berada di
Afghanistan dengan dalih
yang sama; memberantas
teroris.
Sedangkan Che Guevara,
walau tidak sekencang
dahulu, namun sosoknya
begitu lengket di benak dan
ideologi para kaum gerakan
kiri. Walau satu dua, Che
selalu ada dimana-mana.
Sosok
satu
lagi
adalah
Ahmadinejad.
Dalam
kurun
waktu
8
tahun
belakangan ini Ahmadinejad
tiba-tiba saja “digilai” oleh
begitu banyak para pemuda
Islam. Ia dianggap sebagai
cerminan seorang pemimpin
yang sederhana dan
bersahaja, taat terhadap
ajaran agamanya. Yang
paling penting,
Ahmadinejad dianggap
sangat vokal terhadap
Amerika Serikat dan Israel
—dua negara yang selama
ini dianggap sebagai pihak
yang selalu berseberangan
dengan Islam.
Akhirnya, para pemuda
Islam ini menapikan
kenyataan bahwa
Ahmadinejad adalah
seorang presiden Iran. Dan
presiden Iran kita tahu, ia
harus seorang Syiah.
Selama ini, media Barat
memosisikan bahwa Syiah
adalah salah satu aliran
atau sekte dari Islam.
Padahal kenyataannya,
Syiah ya Syiah. Islam ya
Islam. Keduanya berbeda
sangat dalam secara
ideologis dan pemahaman.
Satu persatu para pemuda
Islam yang mulai
memahami peta Iran di
Timur Tengah, dan
bagaimana hasadnya Syiah
terhadap Islam—tak peduli
darimana Islam itu berasal,
baik Sunni ataupun lainnya,
mulai meninggalkan
Ahmadinejad sebagai sosok
panutan. Yang tersisa dari
para pengagum
Ahmadinejad kemudian
hanya dua kelompok saja.
Pertama, mereka yang juga
menganut Syiah sebagai
keyakinan. Kedua, para
pemuda yang tak membaca
banyak tentang
kongkalingkong Iran-
Amerika-Israel.
Siapa sebenarnya
Ahmadinejad ini?
Menjelang pemilihan umum
Maret 2008, ada sebuah
berita yang mengejutkan.
Telegraph.co.uk —harian
berita dari Inggris—memuat
sebuah foto Ahmadinejad
sambil mengangkat kartu
identitasnya selama
pemilihan umum. Entah
bagaimana, kartu identitas
itu tercium memiliki akar
Yahudi. Berita itu kemudian
menjadi bahan sorotan
khusus sejumlah media di
Indonesia.
Menurut klaim Telegraph ,
dokumen close-up itu
mengungkapkan bahwa
Ahmadinejad sebelumnya
dikenal sebagai Sabourjian
—atau artinya kurang lebih
tukang kain tenun dalam
arti nama bahasa Yahudi.
Telegraph, melaporkan,
sebuah catatan pendek yang
tertulis di kartu itu
menunjukkan keluarganya
berubah nama menjadi
Ahmadinejad, ketika
memeluk Islam setelah
kelahirannya. Sabourjian
berasal dari Aradan, tempat
kelahiran Ahmadinejad, dan
nama itu diturunkan dari
“penenun dari Sabour”,
nama untuk selendang
Tallit Yahudi di Persia.
Nama ini, ada dalam daftar
nama cipta untuk orang
Yahudi di Iran, menurut
Departmen Dalam Negeri
Iran.
Ali Nourizadeh, dari Pusat
Studi Arab dan Iran,
mengatakan: “Aspek latar
belakang Ahmadinejad
menjelaskan banyak
tentang dirinya. Dengan
membuat pernyataan-
pernyataan anti-Israel, ia
sedang mencoba untuk
menumpahkan kecurigaan
tentang hubungannya
dengan Yahudi. Ia merasa
rentan dalam masyarakat
Syiah yang radikal.”
Seorang ahli yang berpusat
di London Yahudi Iran
mengatakan, “Dia telah
mengubah namanya karena
alasan agama, atau
setidaknya orangtuanya.”
Sabourjian dikenal sebagai
nama Yahudi di Iran.
Seorang jurubicara
kedutaan Israel di London,
Ron Gidor, mengatakan
bahwa, “Ini bukan sesuatu
yang akan kami bicarakan.”
Ahmadinejad tidak
menyangkal namanya
berubah ketika keluarganya
pindah ke Teheran pada
tahun 1950-an. Tapi dia
tidak pernah
mengungkapkan perubahan
berhubungan dengan
pergantian keyakinan.
Ahmadinejad tumbuh
menjadi insinyur yang
memenuhi syarat dengan
gelar doktor dalam
manajemen. Sebelum terjun
jadi politisi, Ahmadinejad
bertugas sebagai tentara
pada Pengawal Revolusi.
Menanggapi pemberitaan di
atas, Irman Abdurrahman,
seorang analis independen,
dalam sebuah catatan
lepasnya menulis, “Dalam
kamus kelompok sayap
kanan pro-Israel, ada dua
cara membunuh karakter
musuh mereka. Pertama,
menuduh orang itu sebagai
anti-Semit (anti-Yahudi).
Kedua, menebar isu bahwa
orang itu berdarah Yahudi
yang membenci Yahudi
(self-hating Jew). Dan,
Presiden Iran Mahmoud
Ahmadinejad adalah target
terbaru mereka.”
Rumor Ahmadinejad
seorang Yahudi sebenarnya
bukan hal baru. Pada awal
2009, Radio Liberty/Radio
Free Europe pernah
memuat isu yang sama
dengan berlandaskan
tulisan blog orang Iran yang
anti-Ahmadinejad. Selain
itu, semua penulis biografi
Ahmadinejad telah secara
rinci menulis tentang
keluarganya. Alhasil, nama
“Sabourjian” bukanlah
rahasia lagi yang menuntut
media sekelas Telegraph
untuk membuktikannya
dengan meng-”close-up”
KTP Ahmadinejad.
Sementara itu, Qanaatgar,
seorang warga Iran ketika
ditanya masalah ini oleh
wartawan IRIB Bahasa
Indonesia mengatakan, “Ada
kemungkinan bahwa
Saburjian itu adalah nama
paswand. Istilah paswand
itu berbeda dengan nama
khanevadeh (nama famili).”
Menurut Qanaatqar, nama
pasvand jarang sekali
dipakai di Iran, bahkan bisa
jadi hanya 10 persen warga
Iran yang menggunakannya.
Nama pasvand kadang
berhubungan dengan
latarbelakang seseorang,
yang bisa jadi itu adalah
nama pekerajaan nenek
moyangnya atau tempat
tinggalnya.”
Nama tak penting, tapi
aqidah
Seperti kata Shakespeare,
apalah arti sebuah nama,
maka sebenarnya tak
terlalu penting sekarang ini
mempermasalahkan nama
belakang Ahmadinejad.
Yang justru menjadi
persoalan krusial bagi kaum
(generasi muda) Muslim
ketika hendak menilai dan
menjadikan seseorang
menjadi anutan, adalah
aqidah Islamnya. Banyak
tokoh yang baik, berprestasi
dan penting di dunia ini,
tapi mereka bukan orang
Islam. Dalam hal ini, orang
Syiah juga bukan orang
Islam.
Walau bagaimanapun
Rasulullah Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam adalah satu wacana
besar yang sudah teruji
oleh siapapun dan sejarah
manapun. Dan begitu juga
dengan orang-orang shaleh
yang telah tiada setelahnya.
Mengidolakan seseorang
yang masih hidup sekarang
ini, jauh dari kita, dan
dengan informasi dunia
yang sumir ini, hanya rapuh
belaka.
SUDAH
bukan
rahasia
lagi,
dalam
ajaran
Syiah
betapa
agungnya
kedudukan
Ali bin Abi Thalib. Adapun
kedudukan sahabat-sahabat
yang lain dinihilkan. Syiah
meniadakan bagaimana
peranan sahabat-sahabat
seperti Abu Bakar As-
Shiddiq, Umar bin Khattab,
atau Ustman bin Affan.
Tidak heran jika kemudian
di Iran, nama-nama yang
paling banyak bertebaran
adalah Ali dan Fatimah.
Beberapa tahun yang lalu
ada sebuah film anak-anak
berasal dari Iran yang
sangat terkenal “Children of
Heaven”yang dua tokohnya
adalah dua nama ini.
Maka tidak heran, jika para
kaum Syiah sering sekali
menghina para sahabat Nabi
yang sudah jelas-jelas
berperan besar dalam
perkembangan Islam. Begitu
pula dengan Ahmadinejad.
Sebelum pemilihan presiden
Iran yang terakhir kalinya
digelar, Ahmadinejad
mengeluarkan pernyataan
yang terang-terangan
menghina dua orang
sahabat Rasulullah
Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam.
Kecaman dan hinaan
Ahmadinejad itu
disampaikan dalam sebuah
acara televisi secara
langsung di Shabaka 3,
saluran televisi Iran, hanya
beberapa hari sebelum
pelaksanaan pemilu Iran.
Seperti yang diketahui, Iran
yang berbasis Syiah ini—
salah satu aliran Islam yang
dianggap menyimpang—
sudah sejak lama
mempersempit ruang gerak
para jamaah ahli Sunnah
(kaum Sunni). Di bawah
kepemimpinan
Ahmadinejad, bahkan para
jamaah Sunni mengalami
penderitaan yang belum
pernah dialami sejak
Revolusi Rafidi Khomeini.
Dalam acara itu,
Ahmadinejad dengan lugas
mengatakan bahwa Talhah
dan Zubair adalah dua
orang pengkhianat. “Talhah
dan Zubair adalah dua
orang sahabat Rasul, tapi
setelah kepergian Rasul,
mereka berdua kembali
kepada ajaran sebelumnya
dan mengikuti Muawiyah!”
Padahal dalam sejarah,
Talhah dan Zubair, dua
orang sahabat Rasul itu, tak
pernah bertempur dengan
Muawiyah, karena
keduanya meninggal lama
sebelum peperangan Jamal
di tahun ke-36 kekhalifahan
Islam di mana Muawiyah
menjadi rajanya.
Pernyataan Ahmadinejad ini
sudah jelas kemana
arahnya, yaitu membuat
sebuah perbandingan atas
sahabat Rasul dulu dengan
kejadian politik saat ini di
Iran—berkaitan dengan
rivalnya saat itu, Mousavi.
Sebelumnya, Ahmadinejad
sudah sangat sering
menghina sekitar 15 juta
penganut Sunni di Iran.
Bahkan, pendahulu
Ahmadinejad, Rafidi
menghina dan menganggap
remeh alias menyepelekan
90% Muslim seluruh dunia.
Namun demikian, masih
banyak juga pihak atau
pengagum Rafidi dan
pengingkar sahabat Rasul
lainnya seperti Ahmadinejad
ini. Mereka adalah orang
yang tidak menyadari
gerakan Syiah atau mereka
yang tak mau memahami
rejim 12 Imam ini yang
merupakan musuh terbuka
terhadap para sahabat
Rasul.
Sesaat setelah menayangkan
berita ini, sebuah blog dari
Iran, sonofsunniiran,
langsung ditutup, tak bisa
diakses lagi, bahkan sampai
kini. Sebelumnya dari blog
ini banyak sekali berita
yang memaparkan
kejahatan kaum Syiah
terhadap para Sunni di Iran.
Di balik kezuhudannya,
tidak dipungkiri lagi bahwa
Mahmoud Ahmadinejad
adalah seorang Syi’ah. Dan
sudah mafhum pula bahwa
Iran adalah negerinya orang
Syi’ah Rafidhoh. Dalam
sebuah foto yang memuat
Ahmadinejad, terlihat foto
dua tokoh Syi’ah yang
digantungkan di dinding
tepat di atasnya.
Siapa Syi’ah Rafidhoh itu?
1. Mereka adalah sekte yang
mengklaim memiliki 12
imam yang lebih mulia
daripada Nabi dan Rasul.
2. Mereka mengkafirkan
sahabat Abu bakar dan
Umar serta menuduh
Ibunda Aisyah seorang
pezina. Karena itulah para
ulama telah mengkafirkan
Syiah.
3. Merekalah yang memiliki
ritual menyiksa diri ketika
bertepatan dengan hari
Karbala, yaitu peristiwa
terbunuhnya Husen.
4. Merekalah yang membantu
Amerika Serikat
menaklukkan Baghdad, dan
Taliban.
5. Merekalah yang sering
berbuat kerusuhan di
Makkah ketika Haji. Dahulu
kala Syi’ah Qaramithah
mencongkel Hajar Aswad
dari Ka’bah sehingga Ka’bah
tidak memiliki Hajar Aswad
selama 12 tahun, lalu
akhirnya dikembalikan.
6. Mereka shalat
menggunakan batu yang
disebut batu Karbala
sebagai tumpuan sujud
mereka. Perhatikan foto
Ahmadinejad ketika shalat.
7.
Mereka
menghalalkan
kawin
kontrak
(nikah
mut’ah),
bahkan
membolehkan
seorang
wanita
dikawini oleh banyak pria
dalam satu malam.
Pernikahannya pun boleh
tanpa wali. Pernikahan
macam apa itu? Intinya
sama saja dengan
pelacuran, namun mereka
mengatasnamakan ibadah.
Bahkan boleh kawin
kontrak dengan istri orang
lain.
Beberapa waktu yang lalu,
salah satu sekte Syi’ah yang
kesesatannya paling ringan
yaitu Syi’ah Zaidiah di
Yaman, telah menyerang
kaum muslimin,
membunuhi para penghafal
Al Qur’an di Yaman. Syi’ah
yang membantu Amerika
menaklukkan Baghdad
memperkosa gadis-gadis
muslimah.
Hubungan dengan Israel
Satu lagi , Syi’ah memiliki
satu prinsip yaitu Taqiyah,
menutupi kesesatan mereka
dengan kedustaan.
Ketika Ahmadinejad
berpidato di Universitas
Harvard, media-media
Amerika langsung meliput
dan menyiarkan langsung
pidato tersebut. Padahal
selama ini tidak ada
presiden yang diperlakukan
seperti itu. Apalagi sudah
banyak bukti yang
menjelaskan hubungan
gelap antara Ahmadinejad
dengan Israel. Seorang
ulama Syiah mengatakan
presiden Iran ingin menjalin
“persahabatan dengan
Israel.” Menurut ulama
Syiah Mahmud Nubia,
penasihat teras atas
Ahmadinejad, Esfandiar
Rahim Mashaei tiga tahun
lalu menyatakan bahwa
Iran harus memiliki
“hubungan yang
bersahabat” dengan Negara
Yahudi, namun
Ahmadinejad menahan diri
dari persoalan ini di depan
umum karena pemimpin
tinggi Syiah Iran Ayatollah
Ali Khamenei sangat
keberatan dengan hal ini.
Menurut Husain Ali
Hasyimi, dalam tulisannya,
Al-Harbul Musytarakah Iran
wa Israil bahwa sejak
zaman Syiah Pahlevi, Iran
telah menjalin hubungan
perdagangan dengan Zionis
Yahudi. Dan hubungan
dagang ini berkelanjutan
hingga setelah revolusi
Syiah yang dipimpin oleh
Khumaini.
Sedikitnya 200 perusahaan
internasional yang
beroperasi di Israel
memelihara hubungan
perdagangan yang luas
dengan Iran. Hubungan ini
termasuk investasi dalam
industri energi Iran, yang
merupakan sumber
penghasilan utama Iran dan
berfungsi untuk
menyalurkan dana untuk
mengembangkan rudal,
program nuklir dan senjata
konvensional lainnya.
Klaim Ahmadinejad soal
Masjid Al-Aqsha
Mahmoud Ahmadinejad
pernah memberi hadiah
kepada seorang penulis
buku sekaligus seorang
ulama besar Syiah abad ini,
yakni Jafar Murtada Al
Amili, yang telah menulis
sebuah buku berjudul
“Ayna Masjid al-Aqsha?” (Di
Manakah Masjid Al Aqsha?)www.akhirzaman.info/islam/syiah/2221-siapa-sebenarnya-ahmadinejad.html
yang intinya
mengungkapkan bahwa
keberadaan Masjid Al-Aqsha
yang sesungguhnya
bukanlah di bumi Al-Quds,
melainkan di langit. Ia
menganggap masjid mereka
di Kuffah lebih baik
daripada Al-Aqsha seperti
tertulis dalam kitab rujukan
Syiah Biharul Anwar.Buku
tersebut ditetapkan yang
terbaik di Iran.
Pemberian hadiah tersebut
menyiratkan bahwa,
Ahmadinejad menyetujui isi
buku tersebut yang
menolak klaim bahwa
sahabat Umar bin Khattab
Ra telah membebaskan Al
Aqsha dari bangsa Romawi,
karena dianggap Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam tidak melakukan
perjalanan darat ke Al
Aqsha tetapi pada saat
perjalanan menuju ke langit
(Mi’raj).
Tidak cukup hanya baik
Memang betul, jika hanya
menilai dari atribut
kepribadian, maka banyak
orang-orang kafir yang
memiliki pula kebaikan
yang hebat terhadap
kemanusiaan. Sebutlah
Bunda Theresa yang
menjadi simbol pembelaan
terhadap orang-orang di
India.
Keutamaan dan derajat
seseorang di dalam Islam,
diukur dari aqidah dan
tauhid orang tersebut
kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Sebanyak apapun
seseorang melakukan
kebaikan, tetapi jika tidak
memiliki iman, maka amal
mereka seperti debu di
mata Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Wallahu alam bi
shawwab. [sa/islampos/
kaskus/sembpost/
berbagaisumber]

Sumber:  www.akhirzaman.info/islam/syiah/2221-siapa-sebenarnya-ahmadinejad.html

Siapa Sebenarnya Ahmadinejad: Bernama Belakang Yahudi

Di dunia sekarang ini,
hanya ada tiga nama yang
sering sekali melekat di
kaos oblong dan buku-buku
pergerakan. Usamah bin
Laden, Che Guevara, dan
Mahmoud Ahmadinejad.
Usamah sejak sekitar tahun
yang lalu telah diberitakan
tiada, tewas oleh Amerika,
namun tentara-tentara
Negara Paman Sam itu
masih terus berada di
Afghanistan dengan dalih
yang sama; memberantas
teroris.
Sedangkan Che Guevara,
walau tidak sekencang
dahulu, namun sosoknya
begitu lengket di benak dan
ideologi para kaum gerakan
kiri. Walau satu dua, Che
selalu ada dimana-mana.
Sosok
satu
lagi
adalah
Ahmadinejad.
Dalam
kurun
waktu
8
tahun
belakangan ini Ahmadinejad
tiba-tiba saja “digilai” oleh
begitu banyak para pemuda
Islam. Ia dianggap sebagai
cerminan seorang pemimpin
yang sederhana dan
bersahaja, taat terhadap
ajaran agamanya. Yang
paling penting,
Ahmadinejad dianggap
sangat vokal terhadap
Amerika Serikat dan Israel
—dua negara yang selama
ini dianggap sebagai pihak
yang selalu berseberangan
dengan Islam.
Akhirnya, para pemuda
Islam ini menapikan
kenyataan bahwa
Ahmadinejad adalah
seorang presiden Iran. Dan
presiden Iran kita tahu, ia
harus seorang Syiah.
Selama ini, media Barat
memosisikan bahwa Syiah
adalah salah satu aliran
atau sekte dari Islam.
Padahal kenyataannya,
Syiah ya Syiah. Islam ya
Islam. Keduanya berbeda
sangat dalam secara
ideologis dan pemahaman.
Satu persatu para pemuda
Islam yang mulai
memahami peta Iran di
Timur Tengah, dan
bagaimana hasadnya Syiah
terhadap Islam—tak peduli
darimana Islam itu berasal,
baik Sunni ataupun lainnya,
mulai meninggalkan
Ahmadinejad sebagai sosok
panutan. Yang tersisa dari
para pengagum
Ahmadinejad kemudian
hanya dua kelompok saja.
Pertama, mereka yang juga
menganut Syiah sebagai
keyakinan. Kedua, para
pemuda yang tak membaca
banyak tentang
kongkalingkong Iran-
Amerika-Israel.
Siapa sebenarnya
Ahmadinejad ini?
Menjelang pemilihan umum
Maret 2008, ada sebuah
berita yang mengejutkan.
Telegraph.co.uk —harian
berita dari Inggris—memuat
sebuah foto Ahmadinejad
sambil mengangkat kartu
identitasnya selama
pemilihan umum. Entah
bagaimana, kartu identitas
itu tercium memiliki akar
Yahudi. Berita itu kemudian
menjadi bahan sorotan
khusus sejumlah media di
Indonesia.
Menurut klaim Telegraph ,
dokumen close-up itu
mengungkapkan bahwa
Ahmadinejad sebelumnya
dikenal sebagai Sabourjian
—atau artinya kurang lebih
tukang kain tenun dalam
arti nama bahasa Yahudi.
Telegraph, melaporkan,
sebuah catatan pendek yang
tertulis di kartu itu
menunjukkan keluarganya
berubah nama menjadi
Ahmadinejad, ketika
memeluk Islam setelah
kelahirannya. Sabourjian
berasal dari Aradan, tempat
kelahiran Ahmadinejad, dan
nama itu diturunkan dari
“penenun dari Sabour”,
nama untuk selendang
Tallit Yahudi di Persia.
Nama ini, ada dalam daftar
nama cipta untuk orang
Yahudi di Iran, menurut
Departmen Dalam Negeri
Iran.
Ali Nourizadeh, dari Pusat
Studi Arab dan Iran,
mengatakan: “Aspek latar
belakang Ahmadinejad
menjelaskan banyak
tentang dirinya. Dengan
membuat pernyataan-
pernyataan anti-Israel, ia
sedang mencoba untuk
menumpahkan kecurigaan
tentang hubungannya
dengan Yahudi. Ia merasa
rentan dalam masyarakat
Syiah yang radikal.”
Seorang ahli yang berpusat
di London Yahudi Iran
mengatakan, “Dia telah
mengubah namanya karena
alasan agama, atau
setidaknya orangtuanya.”
Sabourjian dikenal sebagai
nama Yahudi di Iran.
Seorang jurubicara
kedutaan Israel di London,
Ron Gidor, mengatakan
bahwa, “Ini bukan sesuatu
yang akan kami bicarakan.”
Ahmadinejad tidak
menyangkal namanya
berubah ketika keluarganya
pindah ke Teheran pada
tahun 1950-an. Tapi dia
tidak pernah
mengungkapkan perubahan
berhubungan dengan
pergantian keyakinan.
Ahmadinejad tumbuh
menjadi insinyur yang
memenuhi syarat dengan
gelar doktor dalam
manajemen. Sebelum terjun
jadi politisi, Ahmadinejad
bertugas sebagai tentara
pada Pengawal Revolusi.
Menanggapi pemberitaan di
atas, Irman Abdurrahman,
seorang analis independen,
dalam sebuah catatan
lepasnya menulis, “Dalam
kamus kelompok sayap
kanan pro-Israel, ada dua
cara membunuh karakter
musuh mereka. Pertama,
menuduh orang itu sebagai
anti-Semit (anti-Yahudi).
Kedua, menebar isu bahwa
orang itu berdarah Yahudi
yang membenci Yahudi
(self-hating Jew). Dan,
Presiden Iran Mahmoud
Ahmadinejad adalah target
terbaru mereka.”
Rumor Ahmadinejad
seorang Yahudi sebenarnya
bukan hal baru. Pada awal
2009, Radio Liberty/Radio
Free Europe pernah
memuat isu yang sama
dengan berlandaskan
tulisan blog orang Iran yang
anti-Ahmadinejad. Selain
itu, semua penulis biografi
Ahmadinejad telah secara
rinci menulis tentang
keluarganya. Alhasil, nama
“Sabourjian” bukanlah
rahasia lagi yang menuntut
media sekelas Telegraph
untuk membuktikannya
dengan meng-”close-up”
KTP Ahmadinejad.
Sementara itu, Qanaatgar,
seorang warga Iran ketika
ditanya masalah ini oleh
wartawan IRIB Bahasa
Indonesia mengatakan, “Ada
kemungkinan bahwa
Saburjian itu adalah nama
paswand. Istilah paswand
itu berbeda dengan nama
khanevadeh (nama famili).”
Menurut Qanaatqar, nama
pasvand jarang sekali
dipakai di Iran, bahkan bisa
jadi hanya 10 persen warga
Iran yang menggunakannya.
Nama pasvand kadang
berhubungan dengan
latarbelakang seseorang,
yang bisa jadi itu adalah
nama pekerajaan nenek
moyangnya atau tempat
tinggalnya.”
Nama tak penting, tapi
aqidah
Seperti kata Shakespeare,
apalah arti sebuah nama,
maka sebenarnya tak
terlalu penting sekarang ini
mempermasalahkan nama
belakang Ahmadinejad.
Yang justru menjadi
persoalan krusial bagi kaum
(generasi muda) Muslim
ketika hendak menilai dan
menjadikan seseorang
menjadi anutan, adalah
aqidah Islamnya. Banyak
tokoh yang baik, berprestasi
dan penting di dunia ini,
tapi mereka bukan orang
Islam. Dalam hal ini, orang
Syiah juga bukan orang
Islam.
Walau bagaimanapun
Rasulullah Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam adalah satu wacana
besar yang sudah teruji
oleh siapapun dan sejarah
manapun. Dan begitu juga
dengan orang-orang shaleh
yang telah tiada setelahnya.
Mengidolakan seseorang
yang masih hidup sekarang
ini, jauh dari kita, dan
dengan informasi dunia
yang sumir ini, hanya rapuh
belaka.
SUDAH
bukan
rahasia
lagi,
dalam
ajaran
Syiah
betapa
agungnya
kedudukan
Ali bin Abi Thalib. Adapun
kedudukan sahabat-sahabat
yang lain dinihilkan. Syiah
meniadakan bagaimana
peranan sahabat-sahabat
seperti Abu Bakar As-
Shiddiq, Umar bin Khattab,
atau Ustman bin Affan.
Tidak heran jika kemudian
di Iran, nama-nama yang
paling banyak bertebaran
adalah Ali dan Fatimah.
Beberapa tahun yang lalu
ada sebuah film anak-anak
berasal dari Iran yang
sangat terkenal “Children of
Heaven”yang dua tokohnya
adalah dua nama ini.
Maka tidak heran, jika para
kaum Syiah sering sekali
menghina para sahabat Nabi
yang sudah jelas-jelas
berperan besar dalam
perkembangan Islam. Begitu
pula dengan Ahmadinejad.
Sebelum pemilihan presiden
Iran yang terakhir kalinya
digelar, Ahmadinejad
mengeluarkan pernyataan
yang terang-terangan
menghina dua orang
sahabat Rasulullah
Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam.
Kecaman dan hinaan
Ahmadinejad itu
disampaikan dalam sebuah
acara televisi secara
langsung di Shabaka 3,
saluran televisi Iran, hanya
beberapa hari sebelum
pelaksanaan pemilu Iran.
Seperti yang diketahui, Iran
yang berbasis Syiah ini—
salah satu aliran Islam yang
dianggap menyimpang—
sudah sejak lama
mempersempit ruang gerak
para jamaah ahli Sunnah
(kaum Sunni). Di bawah
kepemimpinan
Ahmadinejad, bahkan para
jamaah Sunni mengalami
penderitaan yang belum
pernah dialami sejak
Revolusi Rafidi Khomeini.
Dalam acara itu,
Ahmadinejad dengan lugas
mengatakan bahwa Talhah
dan Zubair adalah dua
orang pengkhianat. “Talhah
dan Zubair adalah dua
orang sahabat Rasul, tapi
setelah kepergian Rasul,
mereka berdua kembali
kepada ajaran sebelumnya
dan mengikuti Muawiyah!”
Padahal dalam sejarah,
Talhah dan Zubair, dua
orang sahabat Rasul itu, tak
pernah bertempur dengan
Muawiyah, karena
keduanya meninggal lama
sebelum peperangan Jamal
di tahun ke-36 kekhalifahan
Islam di mana Muawiyah
menjadi rajanya.
Pernyataan Ahmadinejad ini
sudah jelas kemana
arahnya, yaitu membuat
sebuah perbandingan atas
sahabat Rasul dulu dengan
kejadian politik saat ini di
Iran—berkaitan dengan
rivalnya saat itu, Mousavi.
Sebelumnya, Ahmadinejad
sudah sangat sering
menghina sekitar 15 juta
penganut Sunni di Iran.
Bahkan, pendahulu
Ahmadinejad, Rafidi
menghina dan menganggap
remeh alias menyepelekan
90% Muslim seluruh dunia.
Namun demikian, masih
banyak juga pihak atau
pengagum Rafidi dan
pengingkar sahabat Rasul
lainnya seperti Ahmadinejad
ini. Mereka adalah orang
yang tidak menyadari
gerakan Syiah atau mereka
yang tak mau memahami
rejim 12 Imam ini yang
merupakan musuh terbuka
terhadap para sahabat
Rasul.
Sesaat setelah menayangkan
berita ini, sebuah blog dari
Iran, sonofsunniiran,
langsung ditutup, tak bisa
diakses lagi, bahkan sampai
kini. Sebelumnya dari blog
ini banyak sekali berita
yang memaparkan
kejahatan kaum Syiah
terhadap para Sunni di Iran.
Di balik kezuhudannya,
tidak dipungkiri lagi bahwa
Mahmoud Ahmadinejad
adalah seorang Syi’ah. Dan
sudah mafhum pula bahwa
Iran adalah negerinya orang
Syi’ah Rafidhoh. Dalam
sebuah foto yang memuat
Ahmadinejad, terlihat foto
dua tokoh Syi’ah yang
digantungkan di dinding
tepat di atasnya.
Siapa Syi’ah Rafidhoh itu?
1. Mereka adalah sekte yang
mengklaim memiliki 12
imam yang lebih mulia
daripada Nabi dan Rasul.
2. Mereka mengkafirkan
sahabat Abu bakar dan
Umar serta menuduh
Ibunda Aisyah seorang
pezina. Karena itulah para
ulama telah mengkafirkan
Syiah.
3. Merekalah yang memiliki
ritual menyiksa diri ketika
bertepatan dengan hari
Karbala, yaitu peristiwa
terbunuhnya Husen.
4. Merekalah yang membantu
Amerika Serikat
menaklukkan Baghdad, dan
Taliban.
5. Merekalah yang sering
berbuat kerusuhan di
Makkah ketika Haji. Dahulu
kala Syi’ah Qaramithah
mencongkel Hajar Aswad
dari Ka’bah sehingga Ka’bah
tidak memiliki Hajar Aswad
selama 12 tahun, lalu
akhirnya dikembalikan.
6. Mereka shalat
menggunakan batu yang
disebut batu Karbala
sebagai tumpuan sujud
mereka. Perhatikan foto
Ahmadinejad ketika shalat.
7.
Mereka
menghalalkan
kawin
kontrak
(nikah
mut’ah),
bahkan
membolehkan
seorang
wanita
dikawini oleh banyak pria
dalam satu malam.
Pernikahannya pun boleh
tanpa wali. Pernikahan
macam apa itu? Intinya
sama saja dengan
pelacuran, namun mereka
mengatasnamakan ibadah.
Bahkan boleh kawin
kontrak dengan istri orang
lain.
Beberapa waktu yang lalu,
salah satu sekte Syi’ah yang
kesesatannya paling ringan
yaitu Syi’ah Zaidiah di
Yaman, telah menyerang
kaum muslimin,
membunuhi para penghafal
Al Qur’an di Yaman. Syi’ah
yang membantu Amerika
menaklukkan Baghdad
memperkosa gadis-gadis
muslimah.
Hubungan dengan Israel
Satu lagi , Syi’ah memiliki
satu prinsip yaitu Taqiyah,
menutupi kesesatan mereka
dengan kedustaan.
Ketika Ahmadinejad
berpidato di Universitas
Harvard, media-media
Amerika langsung meliput
dan menyiarkan langsung
pidato tersebut. Padahal
selama ini tidak ada
presiden yang diperlakukan
seperti itu. Apalagi sudah
banyak bukti yang
menjelaskan hubungan
gelap antara Ahmadinejad
dengan Israel. Seorang
ulama Syiah mengatakan
presiden Iran ingin menjalin
“persahabatan dengan
Israel.” Menurut ulama
Syiah Mahmud Nubia,
penasihat teras atas
Ahmadinejad, Esfandiar
Rahim Mashaei tiga tahun
lalu menyatakan bahwa
Iran harus memiliki
“hubungan yang
bersahabat” dengan Negara
Yahudi, namun
Ahmadinejad menahan diri
dari persoalan ini di depan
umum karena pemimpin
tinggi Syiah Iran Ayatollah
Ali Khamenei sangat
keberatan dengan hal ini.
Menurut Husain Ali
Hasyimi, dalam tulisannya,
Al-Harbul Musytarakah Iran
wa Israil bahwa sejak
zaman Syiah Pahlevi, Iran
telah menjalin hubungan
perdagangan dengan Zionis
Yahudi. Dan hubungan
dagang ini berkelanjutan
hingga setelah revolusi
Syiah yang dipimpin oleh
Khumaini.
Sedikitnya 200 perusahaan
internasional yang
beroperasi di Israel
memelihara hubungan
perdagangan yang luas
dengan Iran. Hubungan ini
termasuk investasi dalam
industri energi Iran, yang
merupakan sumber
penghasilan utama Iran dan
berfungsi untuk
menyalurkan dana untuk
mengembangkan rudal,
program nuklir dan senjata
konvensional lainnya.
Klaim Ahmadinejad soal
Masjid Al-Aqsha
Mahmoud Ahmadinejad
pernah memberi hadiah
kepada seorang penulis
buku sekaligus seorang
ulama besar Syiah abad ini,
yakni Jafar Murtada Al
Amili, yang telah menulis
sebuah buku berjudul
“Ayna Masjid al-Aqsha?” (Di
Manakah Masjid Al Aqsha?)www.akhirzaman.info/islam/syiah/2221-siapa-sebenarnya-ahmadinejad.html
yang intinya
mengungkapkan bahwa
keberadaan Masjid Al-Aqsha
yang sesungguhnya
bukanlah di bumi Al-Quds,
melainkan di langit. Ia
menganggap masjid mereka
di Kuffah lebih baik
daripada Al-Aqsha seperti
tertulis dalam kitab rujukan
Syiah Biharul Anwar.Buku
tersebut ditetapkan yang
terbaik di Iran.
Pemberian hadiah tersebut
menyiratkan bahwa,
Ahmadinejad menyetujui isi
buku tersebut yang
menolak klaim bahwa
sahabat Umar bin Khattab
Ra telah membebaskan Al
Aqsha dari bangsa Romawi,
karena dianggap Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam tidak melakukan
perjalanan darat ke Al
Aqsha tetapi pada saat
perjalanan menuju ke langit
(Mi’raj).
Tidak cukup hanya baik
Memang betul, jika hanya
menilai dari atribut
kepribadian, maka banyak
orang-orang kafir yang
memiliki pula kebaikan
yang hebat terhadap
kemanusiaan. Sebutlah
Bunda Theresa yang
menjadi simbol pembelaan
terhadap orang-orang di
India.
Keutamaan dan derajat
seseorang di dalam Islam,
diukur dari aqidah dan
tauhid orang tersebut
kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Sebanyak apapun
seseorang melakukan
kebaikan, tetapi jika tidak
memiliki iman, maka amal
mereka seperti debu di
mata Allah Subhanahu wa
Ta'ala. Wallahu alam bi
shawwab. [sa/islampos/
kaskus/sembpost/
berbagaisumber]

Sumber:  www.akhirzaman.info/islam/syiah/2221-siapa-sebenarnya-ahmadinejad.html

Selasa, 13 Mei 2014

Kujang, Pusaka Leluhur yang 'Disembunyikan'


Inilah.com/Dicky Nawazaki

INILAH.COM, Bandung - Sebagai benda pusaka dari para leluhur, keberadaan kujang tidak seperti keris yang terekspose, terbuka, bahkan telah mendunia.

Kujang memang istimewa. Keberadaannya disembunyikan. Pelestari kujang, Budi ‘Dalton’ Setiawan menyebutkan, kujang itu tidak sembarang diperlihatkan ke banyak orang. Selain tersembunyi penuh misteri, kujang itu cenderung disembunyikan si empunya.

Kenapa? el Presidente Bikers Brotherhood Bandung itu membeberkan kepadaINILAH.COM saat ditemui di kediamannya, Jalan Reog, Lengkong, Kota Bandung, Selasa (10/9) malam. Meski memiliki banyak koleksi berbagai jenis kujang, dia enggan disebut kolektor.

“Saya ini bukan kolektor. Saya hanya mencoba untuk melestarikannya, ya, pelestari. Bukan kolektor, karena kolektor itu diasumsikan lebih ke uang,” kata Ketua Jurusan Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan (Unpas) itu.

Perkataan itu bukan hanya sekadar teori. Kenyataan empiris di lapangan memberikan pengalaman berharga baginya. Sejak 2003 silam, dia berkunjung ke berbagai kabuyutan yang ada di Jawa Barat. “Kujang itu mendapat perlakuan khusus. Meski para sesepuh di tatar Sunda itu memiliki, mereka tidak sembarang memperlihatkan kujangnya,” ucapnya.

Koleksi kujang baru diperlihatkan ketika para sesepuh itu benar-benar yakin, orang yang mau melihat kujang punya niat baik. Minimal, memiliki cukup wawasan tentang kujang.

Sebagian besar, kujang yang kini mencapai ratusan bilah itu merupakan titipan para sesepuh. Makanya, dia mengetahui persis dari mana asal-usul kujang itu didapatkan. Dia menyebutkan, dari sekian banyak kujang yang terungkap ke permukaaan itu artefaknya baru 10%.

“Dan itu karena memang disembunyikan. Bagi saya, kujang bukan sekadar senjata pusaka. Kujang merupakan simbol ajaran ketuhanan tentang asal-usul alam semesta yang dijadikan dasar konsepsi sistem ketatanegaraan Sunda purba. Bentuknya merupakan manifestasi wujud manusia sebagai ciptaan yang sempurna. Wujud kujang merupakan manifestasi alam semesta,” tuturnya.

Dengan meneliti kujang, Budi bahkan yakin kalau istilah Sunda bukan sekadar penyebutan terhadap suku bangsa yang mendiami sebelah barat Pulau Jawa. Kujang sendiri merupakan simbol nilai-nilai luhur ajaran Sunda.

“Ketika simbol-simbol itu sulit ditemukan, akan sulit bagi kita buat menelusuri dan mempelajari ajaran tersebut. Apalagi sejak abad ke-15 artefak kujang maupun catatan tentang kujang sudah sangat jarang ditemui. Kemungkinan ada pihak tertentu yang sengaja melenyapkan. Cerita tutur yang sering dijadikan acuan tentang kujang hanya Pantun Bogor,” jelasnya.

Alasan lain mengenai kecendrungan kujang disembunyikan itu karena orang yang memilikinya bukan orang sembarang. "Dalam konsep strata tritangtu itu ada rama, ratu, dan resi. Di mana sebagai orang yang tergolong resi itu disimbolkan dengan keris. Sedangkan, kujang itu dimiliki pemimpin wilayah (ratu) yang menyimbolkan kedaulatan. Sifatnya lebih personal di mana kujang itu hanya dipegang oleh mereka yang memiliki kekuasaan,” urainya.

Terkait alasan disembunyikan, Budi menyebutkan itu dikarenakan Kerajaan Pajajaran runtuh pada abad ke-15. “Walaupun mereka punya, si pemilik kujang itu cenderung tidak menunjukkan. Toh, Pajajaran sudah runtuh,” imbuhnya.

Selain itu, kujang sebagai pusaka diakuinya bukan sesuatu yang harus dipertontonkan. Bahasa Sundanya, kujang itu lain pintonkeuneun tapi lakonkeuneun.

Dikarenakan maknanya yang menyiratkan itu pula Budi menyebutkan, kujang merupakan pisau bedah analisa ketatanegaraan Kerajaan Sunda Purba. Sebab, pada bilah kujang itu terdapat kodifikasi dan banyak petunjuk terkait perunutan sejarah.

Lubang yang ada pada bilah kujang itu diakuinya memiliki makna tersendiri. Jumlah lubang itu disesuaikan dengan kemandalaan atau area si pemilik kujang itu berada. Banyaknya lubang itu pun merupakan personifikasi proses kelahiran yang dikenal di suku Sunda. Secara singkat, dia menjelaskan lubang satu itu menandakan si pemilik kujang itu berada di kamandalaan kasungka.

“Kujang dengan lubang satu itu banyak terdapat di luar Jawa, seperti di Bali. Lubang dua seba, lubang tiga jati, lubang empat agung, lubang lima saman, lubang enam wenang, lubang tujuh wening, dan lubang sembilan hyang. Dalam kosmologi Sunda, mereka tidak mengenal adanya delapan. Makanya, enggak ada kujang yang lubangnya delapa,” tutur Budi.

Saat ditanya mengenai apa arti kata kujang itu sendiri, Budi mengatakan itu sangat panjang ceritanya. Usai meneliti kujang koleksinya, dia memiliki catatan sendiri tentang beragam fungsi kujang. Sebagian besar telah tercantum dalam Pantun Bogor.

Dilihat dari fungsinya, pusaka ini terbagi dalam kujang pusaka (lambang keagungan dan pelindungan keselamatan), kujang pakarang (alat berperang, buat menangkis serangan), kujang pangarak (alat upacara adat), kujang pamangkas (sekarang masih dipakai alat berladang), dan kujang sajen (alat upacara adat).

Berdasarkan bentuk bilahnya, pusaka itu terbagi dalam kujang Jago, Badak, Ciung, Kuntul, Naga, Geni, Bangkong, Buta, Lanang, Balati, dan Kujang Daun. Bentuk kujang itu ada di antara ratusan kujang yang disimpan dan dilestarikan Budi.

Wajar, Calon wali kota Bandung 2013-2018 itu ikut andil pada Pameran Kujang yang digelar di Museum Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. Pameran itu digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar 7-12 September 2013.

Pameran kujang itu sekaligus sosialisasi jenis kujang yang akan diberi perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Dari sekian banyak jenis itu, ada tujuh jenis kujang yang akan didaftarkan HAKI. Yakni, kujang Ciung, Kuntul, Badak, Bangkong, Naga, Geni, Wayang, dan Jago.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengajukan hal tersebut dilakukan agar tak diklaim oleh negara lain. Dengan kata lain, itu sebagai upaya pencegahan dari tindakan klaim sepihak di kemudian hari.

Tim Gugus Tugas HAKI Warisan Budaya Jabar memutuskan, untuk pertama kalinya yang terpilih sebagai karya budaya Jabar yang akan dilakukan proses perlindungan adalah kujang. Pelestarian kujang itu menempati urutan pertama prioritas penanganan.

Selain menampilkan kujang koleksi Museum Sri Baduga dan Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang, sebagian besar Disparbud Jabar meminjam beberapa koleksi pribadi. Di antaranya milik Gun Gun Gunardi, Tedi Permadi, Rachmat Taufik Hidayat, Wahyu Affandi Suradinata, Budi Setiawan, dan Aris Kurniawan.

Sumber: