Senin, 12 Mei 2014

Laporan Perkembangan Modernisasi Alutsista TNI 2014


Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan 'update' alutsista TNI yang dilaksanakan dalam rangka membangun kekuatan TNI, kepada pimpinan redaksi media, Selasa, 29 April 2014, di Kantor Kemhan, Jakarta.

Wamenhan yang juga selaku Ketua High Level Committee (HLC) mengatakan pembahasan update kali ini merupakan yang ketiga dari gelombang terakhir perkembangan modernisasi alutsista tahun 2010-2014 sebelum masuk kepada tahap terakhir menghadapi HUT TNI pada tanggal 5 Oktober yang akan datang.

Pada tahun 2014 ini juga merupakan tahun kedatangan daripada alutsista untuk menuju kepada tahap akhir dari modernisasi alutsista tahun 2010-2014 yang dilaksanakan oleh Kabinet Indonesia Bersatu ke-2 sebagai bagian dari Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang sampai tahun 2029.

"Yang ingin saya sampaikan disini kepada bapak-bapak sekalian adalah untuk mengetahui alutsista yang kita pesan ini sudah sampai dimana, dan bagaimana perkembangannya hingga saat-saat terakhir ini," kata Sjafrie Sjamsoeddin.

Pada kesempatan itu Wamenhan menyampaikan sejumlah alutsista yang didatangkan dari luar negeri. Beberapa alutsista untuk TNI AD antara lain seperti Kendaraan Taktis (Rantis) 4x4 2,5 ton yang akan masuk seluruhnya pada tahun 2014. Kemudian alutsista jenis Meriam Artileri Medan (Armed) 155 mm atau Howitzer (Caesar) sebanyak 37 unit yang bisa dioperasikan oleh 2 orang Kowan TNI, sehingga efisien dalam penggunaannya. Selain itu Howitzer ini merupakan meriam teknologi digital, dengan transmisi otomatis, serta power steering.

Pada bulan Juni tahun ini alutsista Roket Sistem Multi Laras ASTROS buatan Brazil sebanyak 38 unit dengan harganya USD 404 Juta sudah bisa dikirim. Meriam dengan jarak ratusan kilometer tersebut sudah di uji coba di Brazil. Disamping itu nantinya akan masuk dan bisa hadir pada 5 Oktober 2014 berupa peluru kendali rudal untuk Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) sebanyak 111 unit.  Untuk alutsista TNI AD lainnya yakni berupa Main Battle Tank (MBT) Leopard siap dikirim beserta tank pendukung.

Khusus modernisasi alutsista TNI AL, Wamenhan mengatakan masih memerlukan waktu  untuk penyelesaian beberapa masalah administrasi. Salah satunya yang ada pada alutsista helikopter Anti Kapal Selam (AKS), heli ini belum bisa didatangkan ditahun ini karena masih memerlukan klarifikasi teknis yang perlu diclear-kan dari penggunanya untuk diajukan kepada Kementerian Pertahanan. Sedangkan tank amfibi sebanyak 37 unit sudah hadir dan bisa dilihat sebelumnya di Surabaya.

Untuk TNI AU, terdapat beberapa peralatan militer yang didatangkan dari luar negeri seperti pesawat tempur T-50i yang sudah datang semuanya sebanyak 16 unit yang kemudian dilengkapi oleh pesawat tempur Sukhoi yang juga sudah lengkap sebelumnya. Untuk pesawat Combat SAR EC-75 sebanyak 6 unit dan CN-295 sebanyak 9 unit akan masuk tahun ini. Berhubung pesawat ini merupakan joint production antara PT DI dan Airbus Military maka akan memberikan kontribusi pada industri pertahanan dalam negeri.  Apabila 9 unit itu sudah selesai dikirim maka nanti sepenuhnya PT DI bertugas membangun 7 unit lagi dalam mengisi satu skadron 16 unit yang akan dikerjakan pada Renstra mendatang.

Sementara itu rangkaian kesiapan alutsista yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri, Wamenhan memaparkan terdapat jumlah tambahan dari panser Anoa sebanyak 24 unit sebagai bagian dari 250 unit yang sudah dibuat PT Pindad dari tahun 2007. Selain itu terdapat pelaksanaan retrofit tank ringan AMX-13 sebanyak 13 unit. Terkait retrofit tank AMX 13 ini Wamenhan mengatakan TNI sudah punya tank ringan AMX -13 sebanyak kurang lebih 400 unit tetapi sudah tidak layak lagi sehingga harus diretrofit. Jika industri pertahanan dalam negeri bisa meretrofit tank AMX 13 sejumlah 400 unit maka bisa menjadi potensi untuk memasarkannya ke negara-negara yang memerlukan.

Untuk TNI AL, kapal angkut tank ada 3 unit yang bisa mengangkut tank ringan dan tank berat. Untuk 1 kapal ini kira-kira bisa mengangkut 10 tank ke pulau-pulau yang memerlukan deploy dari tank itu sendiri. Sedangkan alutsista untuk mendukung TNI AU, PT DI sudah menambah lagi helikopter NAS dan pesawat CN-235 Patroli Maritime Aircraft (PMA) yang digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan patroli maritim.

Mengenai alutsista yang lainnya Wamenhan mengungkapkan telah dipesan helikopter serang Apache 8 unit dari Amerika Serikat, diharapkan akan didatangkan 2 unit pertama pada saat 5 Oktober dan sekaligus latihan bersama AD Amerika Serikat.

Selain itu TNI AU mendatangkan pesawat F-16 sebanyak 24 unit hasil hibah dari Amerika Serikat, yang telah diupgrade menjadi setara dengan block 52. Pesawat ini akan datang secara bertahap mulai pada bulan Juni 2014.

Pemerintah juga membeli pesawat Hercules C-130 dari Australia sebanyak 5 unit dengan harga 906 miliar rupiah. Direncanakan pada bulan Mei 2014 sudah melaksanakan kontrak pengadaannya. Pesawat Hercules ini dibeli dalam keadaan serviceable, dan sudah mulai berdatangan satu persatu. Disamping itu terdapat program hibah dari pemerintah Australia sebanyak 4 unit. Dengan adanya tambahan pesawat 9 unit hasil dari pengadaan dan hibah dari Australia, maka TNI AU sudah memiliki 32 pesawat Hercules untuk memperkuat skadron angkut.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar