Selasa, 13 Mei 2014

Andi Arief: Ada Teknologi Dahsyat di Gunung Padang

Sejumlah peneliti di Gunung Padang

VIVAnews - Inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Situs Gunung Padang , Andi Arief, menyatakan, tim itu kini sedang menulis laporan lengkap riset Gunung Padang berdasarkan sejumlah disiplin ilmu. Laporan riset ini diharapkan bisa menjadi masukan untuk Presiden memberikan arahan selanjutnya.

Riset terakhir yakni pencitraan tomografi, sebuah model pengambilan citra situs mirip dengan teknik  ultrasonography (USG) pada wanita hamil. Kemudian secara bersamaan juga masih menunggu sejumlah hasil uji laboratorium atas beberapa sampel baru.

"Bahan laporan ini akan menjadi bahan laporan kepada Presiden SBY dan beberapa kementerian, Pemda Jabar, dan Pemkab Cianjur dan kepada masyarakat," kata Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial itu. "Selanjutnya sesuai UU Cagar Budaya dan UU Riset maka akan ada masa peralihan penyerahan hasil riset ini kepada negara. TTRM sedang mempelajari kepada instansi apa hasil riset ini akan diserahterimakan."

Andi menyatakan, ada empat lapisan kebudayaan di Situs Gunung Padang ini yakni lapisan 600 tahun sebelum Masehi, 4.900 tahun sebelum Masehi, 11.500 tahun sebelum Masehi dan 25.000 tahun sebelum Masehi. Hasil temuan di lapisan 3 dan 4 sangat berbeda dengan lapisan 1 dan 2. Lapisan 1 dan 2 secara otomatis UU Cagar Budaya menyatakan itu wajib ditindaklanjuti oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pemerintah daerah.

"Sedangkan lapisan 3 dan 4 yang "sangat istimewa" dan "tiada duanya" di dunia ini kelihatannya bukan wilayah Kemendikbud," kata Andi Arief. "Arahan Presiden nantinya ke instansi manakah "teknologi dahsyat" dan "bermanfaat buat rakyat" itu akan diserahkan. Apakah kepada Kementerian Pertahanan, Kementerian ESDM, TNI-POLRI, atau akan diserahkan semuanya sesuai arahan Bapak Presiden."

TTRM juga secepatnya akan menyelesaikan persoalan administrasi/ kewajiban kepada warga/ tenaga lokal, rental alat dan lain-lain. Ini agar diketahui masyarakat bahwa memang selama ini TTRM bekerja mandiri dan tidak bekerja atas uang negara. "Walaupun Kemendikbud sudah diperintahkan untuk memback up riset ini, kami memahami Kemendikbud mengalami kesulitan untuk membantu."

TTRM juga berharap bisa bersama-sama menutup galian ekskavasi yang ada bersama masyarakat. "Pendokumentasian sudah kami lakukan," kata Andi Arief.

"Tugas keilmuan TTRM sudah berhasil menemukan sesuatu yang indah pada waktunya. Living monument buah mahakarya leluhur kita ditemukan oleh kita sendiri. Jika kolonialisme mencari ini 350 tahun, Tuhan memberi kemudahan bagi kita semua untuk menemukannya hanya dalam tempo 2,5 tahun," kata Andi Arief dalam pesan tertulisnya.

Sementara itu, Danny H. Natawidjaja, Koordinator Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang, mengungkapkan, dari penelitian tim terpadu selama ini, banyak kemajuan positif untuk mengungkap tuntas situs purba tersebut.
Danny mengakui temuan-temuan sejauh ini menyimpulkan situs Gunung Padang memang sangat istimewa. Ia merinci keistimewaan sudah bisa dilihat dari luas situs dan ketinggian yang bahkan lebih besar dari Borobudur. Belum lagi jika menyinggung bahwa situs itu dibangun lebih dari satu lapis budaya.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar