Selasa, 13 Mei 2014

NGERTAKEUN BUMI LAMBA (Sacred Sing and Tari in Prise)


Kita bukan bangsa yang berebut benar sendiri sendiri. Beragam agama dan kepercayaan. Apalah artinya saling berebut benar dalam hanya tata cara menyembah kepada yang maha kuasa sang pencipta alam semesta, tanpa ia mampu mempersembahkan cinta kasihnya kepada sesama mahkluk. Sersembahan adalah wujud terimakasih kita untuk kita semua sebagai mahkluk hidup yang terikat dan menyatu dengan alam dan lingkungan bumi rumah kita bersama.
Ini adalah sebuah Upacara tahunan dilaksanakan di sekitar wilayah Gunung Sunda Purba (saat ini ditentukan berpusat pada Gunung Tangkuban Parahu), di gelar bertepatan dengan perjalanan matahari yang baru mulai kembali dari paling utara bumi menuju selatan, yaitu di setiap bulan ‘kapitu’ ( bulan ke 7 ), dalam hitungan Suryakala, kala-ider ( kalender ) Sunda.
Bersama mengekspresikan sembah kepada yang telah memberi kehidupan dengan cara menghaturkan beragam keindahan rasa persembahan, hasil bumi, lantunan mantera, musik sakral dan tarian. Intinya adalah berterima kasih kepada asal muasal keberadaan diri di alam ini.

Mengingatkan kepada setiap kita bahwa kesucian gunung adalah sumber utama mahluk di sekitar gunung tersebut, gunung adalah Pakuan bumi di semesta ini, gunung menjadi sumber nilai spiritual dan budi pekerti yang mendasari perilaku yang berbudaya bagi umat manusia di muka bumi, sebagaimana nama SUNDA yang melekat pada Gunung Tangkuban Parahu ( Purba Kancana Parahyangan ).

Dengan diadakannya upacara ini, maka dampak lainnya adalah, untuk masyarakat, begitu juga pemerintah akan sadar, bahwa karena gunung ini sumber air, maka kelestarian hutannya harus dijaga.
Rangkaian Upacara :
# Sabtu, 22 juni 2013,
Peserta Upacara Adat berkumpul di Babakan Siliwangi.
(Upacara “Mapag Surya“ di Lingga Yoni Wastu Guru Silih Wangi, Pukul 06.00 wib s/d selesai).
# Sabtu, 22 Juni 2013
Pukul 13.00 wib s/d selesai,
Upacara “ Mipit Amit “, yang di laksanakan di
> Kabuyutan Curug Dago – Bandung.
> Kabuyutan Buni Wangi Dago – Bandung.
> Kabuyutan Watu Gunung Pagerwangi – Lembang
# Sabtu, 22 Juni 2013
Pukul 19.00 s/d selesai
Tumpekan ” Nyawang Bulan ” bersama LENTERA NUSANTARA
di laksanakan di Babakan Siliwangi – Bandung.
Upacara Utama :
# Minggu, 23 Juni 2013
Pukul 09.00 wib s/d selesai,
Upacara “Gelar Agung Ngertakeun Bumi Lamba”, akan di laksanakan di Jayagiri Cikole Resort – Lembang (kaki Gn. Tangkuban Parahu)
Upacara Mipit Amit di Buniwangi Tim sukses dari Bumi Dega
Upacara Mipit Amit di Buniwangi
Tim sukses dari Bumi Dega
Mengawang dengan suara alam ketika mereka berbisik ... ah huung
Mengawang dengan suara alam ketika mereka berbisik … ah huung
Pengamat dan Pelaku Budaya Sunda - Bali
Pengamat dan Pelaku Budaya Sunda – Bali
Mari bercocok tanam ... kembali ke alam mencintai semesta menghargai ibu pertiwi
Mari bercocok tanam … kembali ke alam mencintai semesta menghargai ibu pertiwi
Upacara Nyawang Bulan Para sepuh selalu ada mengawasi, melindungi dan menuntun kita ... begitu juga halnya dengan para leluhur kita
Upacara Nyawang Bulan
Para sepuh selalu ada mengawasi, melindungi dan menuntun kita … begitu juga halnya dengan para leluhur kita
Kumpul Saudara :)
Kumpul Saudara :)
Kumpul Saudara :)
Kumpul Saudara :)
KITA BUKANLAH BANGSA YANG HANYA PANDAI MENYEMBAH…NAMUN KITA ADALAH BANGSA YANG HARUS PANDAI MEMPERSEMBAHKAN …SEBAGAI WUJUD TERIMAKASIH KITA KEPADA YANG MAHA KUASA..KEPADA ALAM….TANAH BUMI PEGUNUNGAN DAN HUTAN YANG SUBUR MATA AIR.. ANGIN YANG MENYAPA DAUN DAUN MENGAWINKAN PUTIK BUNGA YANG BERBUAH DAN SUMBER OKSIGEN KITA…CAHAYA MATAHARI API. PENYEMANGAT KEHIDUPAN …UNTUK KITA SEMUA…NGERTAKEUN BUMI LAMBA TANGKUBAN PRAHU PARAHYANGAN 22-23 juni 2013,..RAHAYU SAGUNG DUMADI_/\_
1280_171885966322424_127374092_n
Hasil Karya Yang Maha Kuasa (mana bisa manusia menciptakan bunga)
Hasil Karya Yang Maha Kuasa (mana bisa manusia menciptakan bunga)
Hasil Karya Sang Maha Kuasa di Tata dengan rasa keindahan dan kerapih wujud simbol rasa terimakasih kita kepada hasil bumi Ibu Pertiwi
Hasil Karya Sang Maha Kuasa di Tata dengan rasa keindahan dan kerapih wujud simbol rasa terimakasih kita kepada hasil bumi Ibu Pertiwi
Serbuuuuuuuu ... Peserta menyantap parawanten setelah upacara selesai (Sesajen bukan untuk maraban dedemit/jurig/karuhun, tapi simbol rasa terimakasih kita kepada alam, hasil bumi Ibu Pertiwi toh dimakannya oleh kita lagi kok :)
Serbuuuuuuuu … Peserta menyantap parawanten setelah upacara selesai (Sesajen bukan untuk maraban dedemit/jurig/karuhun, tapi simbol rasa terimakasih kita kepada alam, hasil bumi Ibu Pertiwi toh dimakannya oleh kita lagi kok :)
NUSANTARA NEGRI SABA GUNUNG YANG MAHSYUR..SUBUR MAKMUR TIADA TARA..SUMBER MAKANAN DAN MINUMAN BAHKAN OKSIGEN PARU PARU DUNIA..MENGHIDUPI SEGEMAP NEGRI SEBRANG YANG GERSANG DAN TANDUS…MENGHIDUPI BANGSA BANGSA YANG YANG TAK MAMPU MENGHASILKAN SANDANG DAN PANGAN…..RAHAYU..RAHAYU NUSANTARA JAYA
@ baksil . ngaso sambil memainkan alat musik karinding dan celempung
@ baksil . ngaso sambil memainkan alat musik karinding dan celempung
Lantunan Rajah yang diiringi oleh alat musik celempung (Kang Gin Gin)
Lantunan Rajah yang diiringi oleh alat musik celempung (Kang Gin Gin)
Lantunan Karinding
Lantunan Karinding
Mas Agung begitu menikmati setiap tiupan saat memainkan suling yang di barengi rajah dan celempung oleh Kang Gin Gin
Mas Agung begitu menikmati setiap tiupan saat memainkan suling yang di barengi rajah dan celempung oleh Kang Gin Gin
panata calaga (Kang Iman)
panata calaga (Kang Iman)

catatan:
‘Dalam Upacara ini kami tidak menyembah selain Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini lah cara kami berterimakasih kepada Tuhan dan kepada alam yang telah memberi kehidupan. Parawanten dan Dupa hanya simbol keindahan dan wewangian. Sesungguh nya Tuhan mencintai Keindahan dan wewangian.
Rahayu … Jaya Ing Baya .. Jaya Jaya Nuswantara Dwipantara Bhineka Tunggal Ika. Rukun didalam Negara Kertagama .. Silih Asah Silih Asih , Silih Asuh .. jeng Silih Wang i..
Tabe pun,
_/|\_
Rahayu Sagung Dumadi

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar